Lambannya Penanganan Abrasi di Desa Pekik Nyaring, 15 Rumah dan Gedung Konservasi Penyu Ambruk

oleh -14 Dilihat
oleh
Ambruk Diterpa Abrasi Gedung konservasi penyu Latun Utara di Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, ambruk akibat abrasi pada Senin (9/12/2024) malam. Bangunan tersebut kini membutuhkan pemulihan segera.

KLIKINFOBERITA.COM – Pantai Abrasi yang terus meluas di Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, mengakibatkan kerusakan parah. Sebanyak 15 rumah penduduk dan gedung konservasi penyu Latun Utara ambruk akibat terjangan ombak besar yang tak mencapai terbaiki sejak tahun 2020.

Puncaknya terjadi pada Senin (9/12/2024) malam, ketika gedung utama konservasi penyu yang menjadi tempat penangkapran dan pusat pendidikan lingkungan runtuh sepenuhnya. Saat ini, hanya tersisa satu gedung kantor dan tempat penetasan telur penyu yang masih berdiri meski dalam kondisi terancam.

Alaku

Upaya yang Belum Maksimal
Balai Wilayah Sungai Sumatera VII Bengkulu sempat memasang geoblock untuk menahan laju abrasi pada Juni 2024. Sayangnya, langkah tersebut terbukti tidak efektif menghadapi kekuatan ombak besar yang terus menggerus pesisir.

Kepala Desa Pekik Nyaring, Noval Ananta, mengungkapkan kekecewaannya atas lambannya respons pemerintah dalam menangani abrasi ini.

“Sejak tahun 2020 hingga Desember 2024, sudah 15 rumah dan satu gedung konservasi penyu yang ambruk. Kami sangat berharap pemerintah segera membangun pemecah ombak pada tahun 2025 agar dampak abrasi tidak semakin parah,” tegas Noval.

Harapan Akan Tindakan Konkret
Kabid Pengelolaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Sesbania Agumanti Folia, mengatakan meskipun telah bersurat dan berkoordinasi dengan berbagai tingkat pemerintahan untuk mencari solusi permanen.

“Sejauh ini, kami sudah berkoordinasi lintas sektoral. Semoga segera ada langkah nyata dalam penanganan abrasi di Desa Pekik Nyaring,” ujar Sesbania saat meninjau lokasi.

Sambil menunggu tindakan konkret dari pemerintah, masyarakat bersama dinas terkait melakukan mitigasi bencana, termasuk menanam pohon cemara di sepanjang pantai sebagai upaya mengurangi dampak abrasi.

“Kami berharap masyarakat dapat menjaga tanaman yang telah ditanam agar dapat membantu menahan abrasi. Namun, pembangunan pemecah ombak tetap menjadi solusi utama yang kami nantikan,” tutup Sesbania.

Desa Pekik Nyaring kini dalam kondisi darurat abrasi yang terus mengancam kehidupan warga dan keberlangsungan konservasi penyu. Perlu tindakan cepat, terkoordinasi, dan berkelanjutan dari semua pihak untuk menyelamatkan kawasan pesisir ini sebelum lebih banyak kerusakan terjadi.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.