Di Laut Aturan, Nelayan Bengkulu Terjepit di Tengah Pelanggaran Alat Tangkap Ilegal

oleh -13 Dilihat
oleh
Nelayan Bengkulu terjepit antara aturan zonasi dan maraknya alat tangkap ilegal. Mereka butuh solusi nyata agar laut lestari dan mata pencaharian tetap terjaga.-foto:man/klikinfoberita.com.

KLIKINFOBERITA.COM, – Meski memahami aturan zonasi penangkapan ikan, para nelayan di Bengkulu menyoroti ketegangan antara regulasi dan realita di lapangan. Mayoritas nelayan mengaku paham dengan pembagian zona antara nelayan tradisional dan modern yang diterapkan pemerintah, namun penegakan aturan alat tangkap dinilai masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Seorang nelayan setempat, Yanto, menjelaskan pembagian zona yang berlaku. “Kalau nelayan tradisional itu paling sekitar 5-10 mil dari daratan terdekat. Nah, kalau di atas 10 mil itu kan bisa di bilang nelayan modern,” ujarnya. Pembagian ini dimaksudkan untuk mengatur jarak tangkap dan mengurangi konflik serta tekanan berlebihan pada sumber daya laut dekat pantai.

Namun, pemahaman akan zonasi ini tidak serta-merta diiringi dengan kepatuhan terhadap aturan alat tangkap. Di lapangan, praktik penggunaan alat tangkap terlarang seperti ‘jaring setan’, bagan, dan pukat cincin masih kerap ditemui. Alat-alat ini dinilai merusak ekosistem karena menangkap ikan secara tidak selektif, termasuk anakan dan biota laut lainnya.

Yanto secara khusus menyoroti masih maraknya penggunaan trawl atau pukat harimau, alat yang sudah jelas dilarang. “Pemerintah seharusnya lebih tegas. Di lapangan, trawl masih beroperasi, itu kan sudah tidak ada izinnya,” tegasnya. Kritik ini menyiratkan adanya kesenjangan dalam pengawasan dan penindakan di lapangan.

Harapan pun disampaikan. Nelayan berpendapat bahwa pemerintah tidak boleh berhenti pada membuat aturan, tetapi juga harus hadir dengan solusi konkret. Mereka mendorong agar pemerintah tidak hanya bersikap represif, tetapi juga proaktif dengan menyediakan alternatif alat tangkap yang sesuai ketentuan dan lebih ramah lingkungan.

“Berikanlah bantuan alat tangkap yang sesuai aturan, lalu ada pembinaan agar kami bisa beralih. Kami juga ingin mencari nafkah dengan cara yang baik dan menjaga laut untuk anak cucu,” pungkas Yanto, mewakili suara banyak nelayan yang terjepit antara memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga kelestarian laut.

Alaku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.