Peluang Cuan dari Lahan Sempit: Budidaya Pepaya California Jadi Primadona Baru Petani Lokal

oleh -145 Dilihat
oleh
Manisnya cuan dari lahan sempit! Pepaya Calina hadir sebagai solusi cerdas pertanian masa kini—modal kecil, panen cepat, permintaan tinggi, dan cocok ditanam di pekarangan rumah.-poto: Istimewa/klikinfoberita.com.

KLIKINFOBERITA.COM,- Di tengah meningkatnya kebutuhan pangan dan tren urban farming, pepaya California atau yang dikenal dengan nama asli Pepaya Calina, kini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi petani maupun masyarakat umum. Buah tropis ini tidak hanya menawarkan rasa manis dan daging buah yang kenyal, tetapi juga menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi dengan perawatan yang relatif mudah.

Pepaya Calina merupakan varietas unggul hasil pemuliaan oleh para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB). Berbeda dari pepaya biasa, pepaya ini memiliki ukuran yang ideal, rasa yang lebih manis, serta masa panen yang cepat. Tak heran jika permintaannya terus meningkat, baik di pasar lokal maupun ekspor.
Mengapa Pepaya California Menarik untuk Dibudidayakan?
Menurut Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, pepaya Calina memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya diminati petani dan konsumen. Tanaman ini mulai berbuah dalam waktu 6–8 bulan setelah tanam, dan satu pohon bisa menghasilkan hingga 30–50 buah per musim panen. Bahkan, dengan perawatan yang baik, hasil panen bisa mencapai 80 ton per hektare per tahun.
Dari sisi pemasaran, pepaya Calina memiliki prospek cerah. Buah ini laris manis di pasar swalayan, hotel, hingga industri makanan. Selain itu, kandungan nutrisinya yang tinggi seperti vitamin A, C, dan antioksidan, menjadikan buah ini sebagai pilihan favorit bagi masyarakat yang peduli gaya hidup sehat.
Modal Minim, Untung Maksimal
Salah satu daya tarik utama budidaya pepaya Calina adalah kebutuhan modal yang relatif kecil. Tanaman ini bisa tumbuh optimal di lahan sempit, bahkan bisa ditanam di pekarangan rumah menggunakan polybag besar. Ini membuka peluang bagi masyarakat perkotaan yang ingin mencoba berkebun secara produktif.
“Dengan modal awal sekitar Rp5–10 juta, petani sudah bisa memulai budidaya skala kecil di lahan sekitar 500 meter persegi. Hasilnya bisa dijual dengan harga Rp6.000 hingga Rp10.000 per kilogram, tergantung kualitas dan lokasi penjualan,” ungkap Suyatno, seorang petani sukses asal Kabupaten Sleman yang kini memanen ratusan buah pepaya setiap bulannya.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga mendorong budidaya tanaman bernilai ekonomi tinggi seperti pepaya Calina. Berbagai pelatihan, bantuan bibit unggul, hingga program akses pasar turut diberikan demi meningkatkan kesejahteraan petani.
Beberapa startup pertanian juga ikut terlibat dalam mendorong pertumbuhan sektor ini, dengan menyediakan teknologi pertanian cerdas, sistem irigasi tetes, dan pemantauan pertumbuhan tanaman berbasis aplikasi digital.
Selain pasar domestik, pepaya Calina juga mulai dilirik pasar internasional. Negara-negara seperti Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab menunjukkan minat tinggi terhadap buah tropis Indonesia, termasuk pepaya.
Menurut data Kementerian Perdagangan, ekspor pepaya Indonesia mengalami peningkatan hingga 18% dalam dua tahun terakhir. Hal ini menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha yang ingin memperluas jangkauan pasarnya.
Pemilihan bibit unggul: Gunakan bibit hasil kultur jaringan atau dari indukan bersertifikat.
Pengolahan lahan yang baik: Tanah subur, gembur, dan tidak tergenang air adalah kunci pertumbuhan optimal.
Penyiraman dan pemupukan teratur: Gunakan pupuk organik dan lakukan penyiraman sesuai kebutuhan.
Pengendalian hama dan penyakit: Periksa secara berkala dan gunakan pestisida nabati bila diperlukan.
Budidaya pepaya California (Calina) adalah salah satu contoh nyata bahwa pertanian bukan hanya milik desa atau petani besar. Dengan sedikit kreativitas, semangat, dan dukungan teknologi, siapa pun bisa memanfaatkan lahan terbatas untuk menghasilkan cuan tambahan, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
Pepaya Calina bukan sekadar buah, tapi simbol dari peluang emas yang tumbuh di halaman rumah kita sendiri.

 

Alaku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.