Panen Menyusut, Harga Cabai Merah di Bengkulu Melonjak – Keriting Tembus Rp 70.000/kg

oleh -13 Dilihat
oleh
Pedas: Harga cabai merah di Kota Bengkulu melonjak tajam. Pedagang dan ibu rumah tangga mengeluh, pasokan terbatas akibat cuaca buruk picu harga tembus hingga Rp70.000 per kilogram.-foto: Istimewa/klikinfoberita.com.

KLIKINFOBERITA COM,- Para ibu rumah tangga dan pelaku usaha kuliner di Kota Bengkulu kembali mengeluhkan tingginya harga cabai merah di pasaran. Berdasarkan pantauan di berbagai pasar tradisional dan modern, harga komoditas ini mengalami kenaikan signifikan, dengan variasi harga yang cukup tajam antar jenis dan lokasi penjualan.

Data terbaru yang dihimpun dari sejumlah pedagang menunjukkan, cabai merah keriting dijual dengan harga rata-rata sekitar Rp 70.000 per kilogram. Sementara itu, harga cabai merah besar relatif lebih terjangkau, namun tetap berada di kisaran Rp 50.000 per kilogram.

“Kalau untuk cabai keriting, sekarang memang paling murah sekitar enam puluh lima ribu, ada yang sampai tujuh puluh lima ribu. Yang besar sekitar lima puluh ribuan. Naik drastis dibanding dua minggu lalu,” ujar Sari, seorang pedagang di Pasar Pusat Bengkulu.

Perbedaan harga juga sangat terasa antara pasar tradisional dan pasar modern. Beberapa supermarket menawarkan harga yang sedikit lebih tinggi, namun dengan kualitas yang cenderung lebih seragam. Sebaliknya, di pasar tradisional, konsumen masih bisa menawar, meski stok yang ada terbatas.

Kenaikan harga ini diduga kuat dipicu oleh menipisnya pasokan dari daerah sentra produksi. Faktor cuaca yang tidak menentu dalam beberapa pekan terakhir disebut-sebut menyebabkan penurunan hasil panen, yang langsung berimbas pada membanjirnya permintaan di tingkat pedagang besar.

“Pasokan dari luar kota seperti dari Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong sekarang sudah sangat berkurang. Kalau stok sedikit, ya otomatis harganya naik,” jelas Ahmad, seorang pedagang grosir.

Dinas Perdagangan setempat diperkirakan sedang memantau perkembangan harga ini. Lonjakan harga cabai yang kerap terjadi secara periodik ini selalu menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mengandalkan cabai sebagai bahan baku utama.

Masyarakat diharapkan dapat bersikap bijak dan tidak melakukan panic buying, yang justru dapat memperparah ketidakstabilan harga. Para pedagang juga memperkirakan harga akan mulai stabil dalam satu hingga dua minggu ke depan, seiring dengan membaiknya pasokan dari petani. Namun, kondisi ini sangat bergantung pada faktor cuaca dan kelancaran distribusi.

Alaku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.