KLIKINFOBERITA.COM, – Dalam kebudayaan Jawa, weton merupakan perpaduan antara hari pasaran dan hari biasa yang dipercaya memiliki pengaruh besar terhadap karakter, nasib, serta kehidupan seseorang. Salah satu jenis weton yang menarik perhatian adalah weton dengan jumlah neptu 10, yang meliputi Ahad Legi, Selasa Pon, dan Jumat Wage. Weton ini dianggap berada di bawah naungan sosok spiritual bernama Pandito Bangun Teki, yang diyakini memberikan energi khusus bagi pemiliknya.
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami istilah weton dan neptu dalam tradisi Jawa. Weton adalah hari kelahiran yang terdiri dari dua komponen: hari dalam kalender Masehi (seperti Senin, Selasa, dst.) dan pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Setiap hari dan pasaran memiliki nilai numerik atau neptu tertentu. Neptu adalah angka yang dikaitkan dengan hari dan pasaran yang akan dijumlahkan untuk mengetahui sifat, karakter, dan ramalan nasib seseorang.
Sebagai contoh, neptu hari Ahad adalah 5, dan neptu pasaran Legi adalah 5, sehingga total neptu Ahad Legi adalah 10. Begitu pula Selasa Pon (Selasa = 3, Pon = 7) dan Jumat Wage (Jumat = 6, Wage = 4) masing-masing memiliki total neptu 10.
Weton Neptu 10 dan Karakteristiknya
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, orang yang lahir pada weton dengan neptu 10 memiliki karakter dan kepribadian yang unik. Mereka biasanya dikenal sebagai sosok yang bijaksana, penuh tanggung jawab, dan memiliki naluri yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup. Pandito Bangun Teki, sosok spiritual yang menaungi weton ini, dipercaya memberikan energi untuk menjaga keseimbangan antara dunia lahir dan batin.
Individu dengan weton neptu 10 juga diyakini memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin yang adil dan tegas, namun tetap memperhatikan perasaan dan kesejahteraan orang lain di sekitarnya. Mereka cenderung mudah menyesuaikan diri dalam berbagai situasi dan memiliki intuisi yang kuat dalam mengambil keputusan.
Pengaruh Weton Neptu 10 dalam Kehidupan
Tidak hanya sekedar ramalan atau kepercayaan, weton neptu 10 sering dijadikan panduan dalam berbagai aspek kehidupan oleh masyarakat Jawa, termasuk dalam menentukan waktu yang baik untuk melangsungkan pernikahan, memulai usaha, atau mengambil keputusan penting lainnya. Dalam tradisi adat Jawa, weton juga digunakan sebagai alat untuk memahami kecocokan pasangan dalam pernikahan atau memprediksi keberhasilan dalam bisnis.
Sebagai contoh, orang dengan weton neptu 10 sering disarankan untuk melakukan meditasi atau ritual tertentu yang bertujuan untuk memperkuat energi positif dan menghindari hal-hal yang bisa mengganggu keseimbangan hidup.
Di era modern saat ini, banyak orang masih mempertahankan tradisi weton sebagai bagian dari identitas budaya mereka, meskipun tidak semua orang mempercayai ramalan weton secara mutlak. Weton kini juga dipandang sebagai bagian dari kearifan lokal yang mengajarkan pentingnya introspeksi dan memahami diri sendiri.
Sebagian kalangan menganggap bahwa mengenali weton dan neptu adalah cara untuk menggali nilai-nilai kehidupan yang lebih dalam dan menjaga hubungan harmonis dengan alam dan sesama manusia.
Weton dengan neptu 10, yakni Ahad Legi, Selasa Pon, dan Jumat Wage, bukan hanya sekedar tanggal lahir dalam kalender Jawa, melainkan juga sebuah panduan hidup yang sarat makna dan filosofi. Di bawah naungan Pandito Bangun Teki, weton ini dipercaya membawa karakteristik bijaksana dan energi keseimbangan yang kuat. Meski tradisi ini sudah berumur ratusan tahun, nilai-nilai yang terkandung dalam weton tetap relevan dan bisa menjadi inspirasi bagi kehidupan masa kini, terutama dalam mengelola diri dan hubungan dengan orang lain.
Dengan memahami weton dan neptu, masyarakat tidak hanya mempertahankan budaya leluhur, tetapi juga menggali kearifan lokal yang mampu memberikan arah dan makna dalam kehidupan modern yang dinamis.










