KlikinfoBerita – Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang berlangsung di Balai Raya Semarak pada Rabu (18/9) pagi. Pertemuan ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Wahyu Yuwana, serta jajaran pemerintah kabupaten dan kota se-Provinsi Bengkulu. Pertemuan ini membahas berbagai langkah strategis untuk menekan laju inflasi di Provinsi Bengkulu.
Dalam pertemuan High Level Meeting, Gubernur Rohidin menyampaikan bahwa inflasi di Provinsi Bengkulu telah menunjukkan tren penurunan yang signifikan dalam dua bulan terakhir. Inflasi yang sebelumnya seringkali berada di atas 3 persen kini telah turun ke angka 2 persen lebih sedikit, yang dianggap terkendali dan diiringi dengan perbaikan ekonomi. Kita bersyukur, dalam dua bulan terakhir, angka inflasi kita sudah melandai. Biasanya selalu di atas angka 3 persen, sekarang berada di angka 2 persen sekian, angka yang terkendali, serta diikuti juga oleh pertumbuhan ekonomi yang membaik,” kata Rohidin.
Rohidin Juga Menyampaikan. Pemerintah Provinsi Bengkulu juga kembali memperoleh dana insentif dari Kementerian Keuangan atas kinerja kolaboratif pemerintah kabupaten dan kota se-Provinsi Bengkulu. Dana tersebut diberikan berdasarkan beberapa indikator utama, yaitu penurunan angka kemiskinan ekstrem, penurunan angka stunting, dan realisasi penyerapan anggaran.
“Pada awal Agustus lalu, kita mendapatkan dana insentif dari Kementerian Keuangan atas kinerja kolaboratif bupati dan wali kota se-Provinsi Bengkulu terkait penurunan angka kemiskinan ekstrem, penurunan angka stunting, dan realisasi penyerapan anggaran. Alhamdulillah, dari 10 provinsi di Sumatera, Bengkulu menjadi yang terbaik,” ungkap Rohidin.
Lebih lanjut, Gubernur Rohidin menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bengkulu akan terus berupaya melakukan pengendalian inflasi, terutama dengan menekan alih fungsi lahan sawah dan mengoptimalkan ketersediaan irigasi yang masih belum maksimal.
“Tadi ada beberapa hal prinsip yang dibahas terkait pengendalian inflasi, seperti alih fungsi lahan, ketersediaan irigasi, teknis pengolahan sawah, serta pengelolaan hasil panen. Semua ini berpengaruh pada ketersediaan beras,” lanjutnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, turut menyampaikan pentingnya kerja sama dari seluruh pihak untuk menjaga stabilitas inflasi. Menurutnya, pengendalian inflasi yang baik harus dilakukan secara gotong royong. “Kalau kita bergotong royong dan melakukan pengendalian inflasi ini secara bersama-sama, melalui langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu dan jajaran pemerintah kabupaten dan kota, insyaAllah hal tersebut akan tercapai,” Ungkap Wahyu.
Dengan adanya kolaborasi yang kuat antar pemerintah daerah, diharapkan inflasi di Provinsi Bengkulu tetap terkendali dan pertumbuhan ekonomi terus meningkat diProvinsi Bengkulu. “Kalau kita bergotong royong dan melakukan pengendalian inflasi ini secara bersama-sama, melalui langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu dan jajaran pemerintah kabupaten dan kota, insyaAllah hal tersebut akan tercapai, ” tutupnya.