Konflik Jalan Berujung Rugi Miliaran, PT RAA: Nasib Karyawan Taruhannya

oleh -221 Dilihat
oleh
Legal PT RAA, Ismi Beby Lestari Harahap, menyampaikan rasa syukur atas dibukanya kembali akses jalan, memungkinkan operasional perusahaan berjalan normal setelah sembilan hari terhenti akibat pemortalan warga.-poto: Dedi/klikinfoberita.com.

KLIKINFOBERITA.COM, – Aksi blokade jalan yang dilakukan sekelompok warga sejak 9 September 2025 membuat operasional PT Riau Agrindo Agung (RAA) lumpuh total. Perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis ini mengaku sudah merugi hingga Rp3 miliar dalam waktu sembilan hari.

Tak hanya perusahaan, sebanyak 391 karyawan juga ikut terdampak. Mereka kini tak bisa bekerja karena akses utama menuju lokasi kerja ditutup total.

Legal PT RAA, Ismi Beby Lestari Harahap, menyebut kerugian perusahaan terus membengkak sejak hari pertama pemortalan.”Baru tiga hari saja sudah lebih dari satu miliar kerugian kami. Sekarang sudah sembilan hari, artinya sudah sekitar tiga miliar rupiah,” kata Beby (16/9/2025).

Ia mengatakan, pemortalan jalan membuat aktivitas perusahaan berhenti total. Proses produksi terhenti, distribusi logistik terhambat, dan hasil panen tidak bisa diangkut keluar.

Tak hanya perusahaan yang merugi, ratusan karyawan juga ikut terdampak. Sebagian besar dari mereka merupakan warga lokal yang menggantungkan hidup dari pekerjaan di PT RAA.”Ada 391 karyawan kami yang tidak bisa masuk kerja. Otomatis mereka kehilangan penghasilan. Ini bukan cuma soal perusahaan, tapi juga soal hajat hidup banyak orang,” ujarnya.

Menurut Beby, perusahaan belum bisa memastikan apakah para karyawan akan tetap menerima upah selama roda perusaan belum bisa berjalan akibat pemortalan jalan tersbut. Situasi saat ini membuat manajemen fokus pada penyelesaian akses terlebih dahulu.

Pihak perusahaan berharap Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah tidak tinggal diam. Beby menegaskan bahwa perusahaan membuka pintu dialog dan berharap ada mediasi yang bisa menjembatani kedua belah pihak.”Kami berharap Pemda bisa aktif menyelesaikan masalah ini. Kami terbuka untuk berdiskusi, tapi akses jalan harus segera dibuka,” kata Beby.

Ia juga menekankan pentingnya kehadiran pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sosial di daerah tersebut. Menurutnya, jika masalah ini terus dibiarkan, bukan hanya perusahaan yang akan kolaps, tapi juga ratusan keluarga akan terdampak,Hingga saat ini, tuntutan warga yang melakukan pemortalan. persoalan perizinan.

Pemerintah daerah sendiri masih belum memberikan pernyataan resmi. Mediasi antara warga dan perusahaan juga belum dilakukan secara terbuka.

Sementara itu, beberapa karyawan yang ditemui mengaku resah dengan kondisi ini. Mereka berharap bisa segera kembali normal dan menerima kepastian soal nasib mereka.”Kami ingin kerja seperti biasa saja. Sekarang bingung,kerja nggak bisa. Harapannya ya masalah ini cepat selesai,” kata salah satu karyawan, yang enggan disebutkan namanya.

Ketika ditanya soal kemungkinan menempuh jalur hukum, Beby mengatakan saat ini perusahaan masih fokus pada pendekatan persuasif. Namun ia tak menutup kemungkinan jika situasi tidak membaik, langkah hukum bisa diambil.”Kami masih berharap ada penyelesaian damai. Tapi kalau tidak ada solusi, tentu kami akan pertimbangkan opsi hukum,” tegasnya.

Situasi Terkini: Hingga berita ini diturunkan, akses jalan menuju PT RAA masih tertutup. Aktivitas perusahaan tetap lumpuh, dan belum ada mediasi resmi yang difasilitasi oleh pihak pemerintah.(Dedi)

 

Alaku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.