KLIKINFOBERITA.COM,-Semangat kreativitas dan pelestarian budaya lokal tampak menyala-nyala di SMP Negeri 3 Kota Bengkulu. Selama dua minggu penuh, para siswa berpartisipasi dalam kegiatan kokurikuler yang memadukan seni, kearifan lokal, dan pendidikan lingkungan dengan membuat Kabek Palak (tas anyaman tradisional) dari bahan bekas.
Di bawah bimbingan langsung “Guru-Guru Hebat” SMPN 3, proyek intensif ini bertujuan untuk melestarikan warisan kerajinan anyam khas Bengkulu sekaligus mengajarkan nilai daur ulang. Kepala Sekolah, Satrul Azis, M.Pd., menyatakan bahwa inisiatif ini adalah bagian dari kurikulum merdeka yang mengakar kuat pada budaya daerah.
“Ini bukan sekadar tugas prakarya. Ini adalah pembentukan karakter. Melalui proyek ‘Kabek Palak’ ini, anak-anak tidak hanya belajar keterampilan motorik halus dan kesabaran dalam menganyam, tetapi juga diajak untuk mengenal dan mencintai identitas budaya mereka sendiri,” ujar Satrul.
Kegiatan yang melibatkan guru dari berbagai mata pelajaran seperti Seni Budaya, Prakarya, dan bahkan IPS ini menunjukkan pendekatan pembelajaran kolaboratif yang nyata. Para siswa antusias mempelajari teknik anyaman dasar dari para guru, sambil memahami filosofi dan sejarah di balik Kabek Palak yang merupakan bagian dari keseharian masyarakat Bengkulu tempo dulu.
“Kami membimbing langkah demi langkah, mulai dari pemilihan bahan bekas yang aman, pewarnaan alami, hingga teknik menganyam yang benar. Kebanggaan terbesar kami adalah melihat mata siswa berbinar ketika berhasil menyelesaikan karya pertama mereka,” tutur Ibu Sari, salah satu guru Seni Budaya.
Hasil karya siswa berupa Kabek Palak dengan berbagai motif dan warna ini rencananya akan dipamerkan dalam Gelar Karya Siswa mendatang. Kegiatan ini tidak hanya menghasilkan produk kerajinan yang fungsional dan estetis, tetapi juga berhasil menanamkan rasa percaya diri dan kebanggaan akan budaya lokal pada generasi muda Bengkulu.
Dengan semangat “Merdeka Belajar”, SMPN 3 Kota Bengkulu terus membuktikan komitmennya dalam menciptakan pembelajaran yang kontekstual, bermakna, dan memupuk jiwa kreator, bukan sekadar konsumen, bagi para siswanya.









