Bidara Laut: Si Langka dari Pesisir yang Semakin Menghilang

oleh -136 Dilihat
oleh
Bidara Laut, tanaman langka pesisir Indonesia, kini semakin sulit ditemukan. Alih fungsi lahan dan eksploitasi mengancam keberadaannya. Konservasi dan budidaya berkelanjutan jadi harapan pelestarian warisan obat tradisional ini.-foto: Istimewa/klikinfoberita.com.

KLIKINGOBERITA.COM,-Bidara laut (Ximenia americana), tanaman yang dulu mudah dijumpai di sepanjang pesisir pantai Indonesia, kini semakin sulit ditemui. Populasinya terus menyusut akibat alih fungsi lahan pesisir, eksploitasi berlebihan, dan kurangnya upaya konservasi. Padahal, tumbuhan ini menyimpan segudang manfaat yang telah digunakan secara turun-temurun dalam pengobatan tradisional.

Bidara laut dikenal karena kandungan senyawa aktifnya yang beragam. Daun, batang, dan akarnya mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan triterpenoid yang berpotensi sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba. Dalam pengobatan tradisional, rebusan akar bidara laut kerap dimanfaatkan untuk mengatasi gatal-gatal, sariawan, dan gangguan pencernaan. Ekstrak daunnya juga dipercaya dapat membantu menyembuhkan luka dan meredakan demam.

Konversi hutan pantai menjadi kawasan wisata, permukiman, dan tambak menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup bidara laut. Regenerasi tanaman ini di alam juga terhambat karena bijinya yang keras sulit berkecambah secara alami. Beberapa lembaga konservasi kini mulai mengupayakan pembudidayaan dengan metode skarifikasi biji untuk mempercepat perkecambahan. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai nilai ekonomis dan ekologis bidara laut juga terus digalakkan untuk mendorong partisipasi dalam pelestarian.

Pelestarian bidara laut tidak hanya penting dari aspek ekologis sebagai penstabil ekosistem pesisir, tetapi juga sebagai penjaga khazanah obat tradisional Indonesia. Skema budidaya berkelanjutan dapat menjadi solusi, dimana masyarakat didorong untuk menanam sekaligus memanfaatkan tanaman ini secara bijak. Dengan demikian, pemanfaatan dan pelestarian dapat berjalan beriringan, menjaga agar warisan alam ini tidak punah ditelan zaman.

Alaku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.