KLIKINFOBERITA.COM – Budidaya tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) semakin digemari masyarakat sebagai sumber pendapatan tambahan yang menjanjikan. Selain mudah dibudidayakan, tanaman obat ini memiliki banyak manfaat kesehatan yang membuat permintaannya terus meningkat.
Tanaman kumis kucing kini bukan hanya sekadar tanaman hias atau obat tradisional, melainkan juga peluang bisnis yang menarik. Budidaya kumis kucing bisa dilakukan di lahan pekarangan yang terbatas, menjadikannya pilihan ideal bagi masyarakat perkotaan maupun pedesaan yang ingin memaksimalkan potensi lahan mereka.
Teknik Budidaya yang Mudah dan Efektif
Proses budidaya dimulai dengan pengolahan lahan secara sederhana namun tepat. Petani disarankan mencangkul tanah hingga gembur dan membuat bedengan dengan ukuran 1-1,5 meter lebar dan tinggi sekitar 30 cm. Media tanam ideal adalah campuran tanah subur dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1 hingga 1:4.
“Bibit yang baik adalah kunci sukses budidaya,” ujar Bapak Agus Santoso, pembudidaya kumis kucing dari Kabupaten Sleman. Ia menjelaskan, bibit diperoleh dari stek batang tanaman induk yang sehat. Batang dengan panjang 25-30 cm dan 2-3 ruas dipotong dan disemai di polybag dengan tanah subur. Penempatan bibit di tempat teduh dan penyiraman rutin 1-2 kali sehari menjadi tahap penting agar tanaman tumbuh optimal.
Perawatan dan Pemeliharaan
Setelah 1-1,5 bulan, bibit siap dipindahkan ke lahan permanen. Penanaman dilakukan dengan lubang berukuran 20x20x20 cm dan jarak tanam 30×30 cm. Pemeliharaan mencakup penyiraman intensif pada fase awal, kemudian dikurangi saat tanaman mulai rimbun. Pemupukan dengan pupuk kandang atau pupuk buatan seperti urea, TSP, dan KCl dilakukan setiap 3 bulan untuk menjaga kesuburan tanah.
Penyakit utama yang perlu diwaspadai adalah gulma yang harus dibersihkan secara manual. Selain itu, pemangkasan bunga yang layu dianjurkan untuk merangsang pertumbuhan tunas baru dan menjaga tanaman tetap produktif.
Panen Cepat dan Prospek Ekonomi Menjanjikan
Salah satu keunggulan kumis kucing adalah masa panennya yang singkat, hanya 1-1,5 bulan setelah tanam. Panen dilakukan dengan memotong pucuk tanaman saat tingginya mencapai 50 cm dan tanaman terlihat rimbun. Hasil panen bisa langsung dijual sebagai bahan simplisia untuk industri jamu atau dikeringkan untuk stok.
Dengan permintaan pasar yang stabil, budidaya kumis kucing menjadi peluang usaha yang menjanjikan. “Ini bukan hanya solusi untuk memanfaatkan lahan pekarangan, tapi juga peluang ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Agus Santoso.
Budidaya kumis kucing kini menjadi pilihan tepat bagi masyarakat yang ingin menambah penghasilan secara mandiri dengan modal yang relatif kecil dan proses yang mudah. Dengan dukungan teknik budidaya yang tepat dan pasar yang terus berkembang, kumis kucing siap menjadi komoditas unggulan masa depan.