KLIKINFOBERITA.COM,-Dalam peta ekonomi global yang terus berdenyut, kekuatan suatu bangsa tidak hanya diukur dari kekayaan alam, tetapi dari aset manusia yang menggerakkannya. Tenaga kerja menjadi jantung pertumbuhan, penopang industri, dan cerminan produktivitas sebuah negara. Berdasarkan data terkini dari organisasi tenaga kerja internasional dan lembaga ekonomi terpercaya,
inilah daftar 10 negara dengan kekuatan tenaga kerja terbesar di dunia pada tahun 2025, dengan satu fakta membanggakan: Indonesia menduduki posisi keempat.
1. China: Sang Raksasa yang Tak Tertandingi
Sebagai negara berpopulasi terbesar di dunia, China masih memegang tahta dengan tenaga kerja yang mencengangkan, mencapai lebih dari 780 juta orang. Dominasinya tidak hanya pada sektor manufaktur tradisional, tetapi telah merambah ke teknologi mutakhir, e-commerce, dan jasa modern, menciptakan ekosistem kerja yang masif dan beragam.
2. India: Kekuatan Demografi yang Melesat
Di posisi kedua, India mengukuhkan diri dengan angkatan kerja sekitar 520 juta jiwa. Ledakan sektor teknologi informasi, didukung oleh pusat-pusat teknologi di Bengaluru dan Hyderabad, serta fondasi kuat di agrikultur dan jasa, menjadi motor penggeraknya. Meski demikian, tantangan seperti pengangguran terselubung masih menjadi pekerjaan rumah.
3. Amerika Serikat: Mesin Inovasi Global
Sebagai kekuatan ekonomi nomor satu dunia, Amerika Serikat bertumpu pada sekitar 165 juta tenaga kerjanya yang produktif. Sektor-sektor canggih seperti teknologi di Silicon Valley, keuangan di Wall Street, dan layanan kesehatan yang kompleks, menjadi penyumbang utama lapangan kerja berkualitas tinggi.
4. Indonesia: Sang Mutiara Asia Tenggara
Inilah prestasi gemilang Nusantara! Dengan sekitar 145 juta orang angkatan kerja, Indonesia tidak hanya menjadi yang terbesar keempat di dunia, tetapi juga kekuatan terdepan di kawasan. Kontribusi signifikan datang dari sektor pertanian yang tangguh, industri manufaktur yang berkembang, dan geliat sektor jasa serta ekonomi kreatif yang semakin moncer di pusat-pusat urban. Populasi muda yang melimpah menjadi bonus demografi yang sangat berharga.
5. Brasil: Penguasa Sumber Daya Amerika Latin
Brasil mencatatkan tenaga kerja sekitar 105 juta orang. Negeri Samba ini mengandalkan kekuatan sektor agrikultur yang menjadi pengekspor utama, industri pertambangan, dan jasa yang terus tumbuh. Peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi fokus untuk mendongkrak produktivitas.
6. Rusia: Negeri dengan Dua Sisi
Dengan tenaga kerja sekitar 75 juta orang, kekuatan Rusia bertumpu pada sektor energi dan manufaktur berat. Namun, bayangan tantangan demografi seperti populasi yang menuai menjadi hambatan serius bagi pertumbuhan angkatan kerjanya di masa depan.
7. Bangladesh: Macan Garment Global
Bangladesh membuktikan diri sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan dengan tenagau kerja sekitar 70 juta orang. Negara ini adalah pusat industri garmen dan tekstil terbesar kedua di dunia, yang menyerap banyak tenaga kerja, selain tetap mengandalkan sektor pertanian tradisional.
8. Meksiko: Hub Manufaktur yang Strategis
Didorong oleh lokasinya yang berbatasan dengan AS, Meksiko memiliki sekitar 65 juta tenaga kerja. Kekuatannya terletak pada sektor manufaktur, khususnya industri otomotif dan ekspor, yang menjadi tulang punggung ekonominya.
9. Jepang: Ketangguhan di Tengah Penurunan
Meski menghadapi isu penurunan populasi, Jepang tetap kokoh dengan tenaga kerja sekitar 60 juta orang yang sangat terampil dan disiplin. Fokusnya berada pada bidang teknologi tinggi, robotika, dan manufaktur berpresisi yang menjadi standar dunia.
10. Filipina: Pusat Jasa dan Pahlawan Devisa
Filipina menutup daftar ini dengan tenaga kerja sekitar 55 juta orang. Sektor jasa, terutama business process outsourcing (BPO), dan ekspor tenaga kerja (OFW) yang tersebar di seluruh dunia, menjadi pilar utama perekonomian negara ini.
Posisi keempat Indonesia bukan sekadar angka, melainkan cerminan potensi pasar yang besar dan daya saing regional yang kuat. Geliat industri kreatif, digital, dan UMKM menunjukkan dinamika yang positif. Namun, jalan menuju puncak masih panjang. Tantangan utama adalah mentransformasi kuantitas menjadi kualitas melalui peningkatan keterampilan (upskilling dan reskilling), serta penyediaan lapangan kerja yang berkualitas dan berkelanjutan.
Ke depan, investasi dalam pendidikan vokasi, teknologi, dan inovasi akan menjadi kunci. Jika berhasil mengoptimalkan potensi 145 juta tenaga kerjanya, Indonesia bukan hanya menjadi raksasa yang tidur, melainkan kekuatan ekonomi baru yang disegani di panggung internasional.