KLIKINFOBERITA.COM, – Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, salah satunya adalah tanaman matoa (Pometia pinnata), yang kini mulai dikenal luas sebagai komoditas buah eksotis bernilai tinggi. Tanaman asli Papua ini punya potensi besar untuk menjadi sumber penghasilan bagi petani maupun pengusaha agribisnis. Apa yang membuat tanaman matoa begitu menarik? Bagaimana cara menanam dan mengelolanya agar bisa mendatangkan keuntungan optimal? Simak ulasannya berikut ini.
Buah matoa berbentuk bulat dan berwarna oranye saat matang, memiliki rasa manis dan tekstur mirip durian atau rambutan. Rasanya yang khas dan aroma harum membuat buah ini diminati pasar lokal maupun internasional. Harga buah matoa di pasaran cukup tinggi, mencapai ratusan ribu rupiah per kilogram, terutama di musim panen.
Konsumsi matoa tidak hanya sebagai buah segar, tapi juga diolah menjadi berbagai produk seperti selai, jus, dan camilan. Karena itu, permintaan buah matoa terus meningkat, membuka peluang usaha yang sangat menjanjikan.
Tanaman matoa cocok ditanam di daerah tropis dengan ketinggian 200-800 meter di atas permukaan laut. Pohonnya cukup tahan terhadap cuaca panas dan hujan, serta tidak mudah terserang hama serius jika dirawat dengan baik.
Dibandingkan tanaman buah lain, matoa memiliki siklus panen yang panjang, bisa mencapai 30-50 tahun, sehingga petani bisa menikmati hasil panen dalam jangka waktu lama. Selain itu, batang pohon matoa menghasilkan kayu keras yang bernilai, menambah potensi pendapatan.
Pemilihan Bibit Unggul
Pilih bibit dari buah matoa yang sehat dan berkualitas. Bibit bisa diperoleh dari biji atau stek. Bibit stek biasanya lebih cepat berbuah.
Persiapan Lahan
Tanah yang baik untuk matoa adalah tanah subur dengan drainase baik. Bersihkan lahan dari gulma dan beri pupuk dasar organik sebelum penanaman.
Penanaman
Tanam bibit dengan jarak sekitar 8-10 meter antar pohon agar pertumbuhan optimal dan tidak saling bersaing.
Perawatan Rutin
Siram tanaman secara teratur terutama saat musim kemarau, berikan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang setiap 3 bulan sekali, dan lakukan pemangkasan untuk menjaga bentuk pohon.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Cek secara rutin dan gunakan pestisida alami bila perlu. Biasanya matoa tahan terhadap banyak hama, tapi serangan kutu daun dan jamur harus diwaspadai.
Tanaman matoa mulai berbuah setelah usia 3-5 tahun. Masa panen biasanya di awal musim hujan dan bisa berlangsung beberapa bulan. Satu pohon bisa menghasilkan puluhan kilogram buah per musim.
Untuk pemasaran, petani bisa menjual langsung ke pasar lokal, supermarket, atau melalui platform online. Ada juga peluang ekspor ke negara-negara tetangga yang menggemari buah tropis eksotis. Inovasi produk olahan juga dapat menambah nilai jual, seperti membuat selai, jus, atau keripik matoa.
Di Papua, banyak petani yang kini beralih ke budidaya matoa karena permintaan pasar yang stabil dan harga yang menguntungkan. Begitu pula di Sulawesi, yang menjadi sentra produksi matoa, dimana hasil panen mampu meningkatkan pendapatan keluarga petani hingga dua kali lipat dalam beberapa tahun.
Meski berpotensi besar, budidaya matoa juga menghadapi tantangan seperti fluktuasi harga pasar dan kendala distribusi ke wilayah jauh. Namun dengan teknologi pertanian modern dan dukungan pemerintah, tanaman ini diyakini akan semakin berkembang.
Tanaman matoa bukan hanya sekadar buah tropis yang lezat, tetapi juga ladang emas bagi para petani dan pengusaha yang berani berinovasi. Dengan teknik budidaya yang tepat dan strategi pemasaran yang efektif, menanam matoa bisa menjadi peluang bisnis menguntungkan yang menjanjikan masa depan cerah.
Panduan Praktis Menanam Tanaman Matoa untuk Pemula
1. Pilih Bibit Unggul
Cari buah matoa yang matang sempurna dan sehat.
Ambil bijinya, rendam dalam air selama 1-2 hari supaya cepat berkecambah.
Atau, bisa juga beli bibit stek yang sudah siap tanam agar hasilnya lebih cepat.
2. Persiapan Media Tanam
Siapkan tanah subur dengan pH sekitar 5,5-6,5.
Campurkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang.
Pastikan tanah memiliki drainase baik supaya akar tidak tergenang air.
3. Penanaman Bibit
Tanam bibit dengan jarak 8-10 meter antar pohon.
Gali lubang sekitar 50×50 cm, masukkan bibit lalu timbun tanah.
Siram dengan air secukupnya agar tanah lembap.
4. Perawatan Rutin
Siram tanaman 2-3 kali seminggu, terutama saat musim kemarau.
Berikan pupuk organik setiap 3 bulan sekali.
Lakukan pemangkasan cabang kering untuk menjaga bentuk pohon.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Cek tanaman secara rutin.
Gunakan pestisida alami dari campuran bawang putih dan cabai untuk mengatasi hama ringan.
Jaga kebersihan lahan agar terhindar dari penyakit jamur.
6. Panen
Matoa mulai berbuah di umur 3-5 tahun.
Panen saat buah berwarna oranye cerah dan mudah dipetik.
Simpan buah di tempat sejuk agar tahan lebih lama.