Lebih dari Sekadar Peliharaan: Etok Jadi Primadona Baru Peternak dan Hidangan Favorit Masyarakat

oleh -55 Dilihat
oleh
Etok  kini jadi sumber penghasilan baru dan sajian kuliner favorit masyarakat berbagai kalangan.-poto : Istimewa/klikinfoberita.com.

KLIKINFOBERITA.COM, – Di tengah naiknya kebutuhan ekonomi dan semakin kreatifnya masyarakat dalam mencari peluang usaha, etok atau keong sawah  kini menjelma menjadi komoditas baru yang menjanjikan. Tidak hanya dikenal sebagai peliharaan alternatif, etok kini menjadi primadona baru di dunia peternakan kecil dan kuliner lokal.

Dulu, etok hanya dianggap sebagai hama atau sekadar pelengkap makanan tradisional. Kini, hewan bercangkang keras ini justru bernilai ekonomi tinggi. Berkat tingginya permintaan pasar, banyak warga mulai melirik budidaya etok sebagai sumber penghasilan tambahan, bahkan utama.

Bagi sebagian masyarakat pedesaan, etok dulunya hanya dikonsumsi secara musiman atau dikumpulkan secara liar dari sawah. Namun kini, permintaan pasar yang stabil dan harga jual yang kompetitif membuat ternak etok menjadi usaha rumahan yang layak dikembangkan.

Salah satu contoh sukses datang dari Sukardi (42), warga Desa Sidomulyo, Jawa Tengah, yang telah dua tahun membudidayakan etok di kolam belakang rumahnya.“Awalnya coba-coba karena banyak etok di sawah sekitar. Tapi setelah tahu peminatnya banyak, saya seriuskan ternaknya. Sekarang bisa panen rutin tiap dua minggu, dan penghasilannya lumayan buat kebutuhan sehari-hari,” ujar Sukardi.

Dengan metode pemeliharaan sederhana cukup kolam tanah, air bersih, dan pakan alami dari dedaunan etok bisa berkembang biak dengan cepat. Dalam waktu 2–3 bulan, seekor etok bisa mencapai ukuran konsumsi dan siap dipanen.

Harga jualnya pun menarik. Di tingkat pengepul, etok hidup bisa dijual antara Rp8.000 hingga Rp12.000 per kilogram, tergantung kualitas dan ukuran. Sedangkan etok olahan siap masak, seperti yang telah dibumbui atau dibekukan, bisa mencapai Rp20.000 per kilogram atau lebih.

Primadona Baru Kuliner Tradisional

Tak hanya di sektor peternakan, etok juga mulai banyak diburu di dunia kuliner. Sajian seperti “sate etok”, “oseng etok pedas”, hingga “etok rica-rica” menjadi favorit baru di warung-warung makan hingga restoran khas daerah.

Di beberapa daerah seperti Yogyakarta, Magelang, dan Blitar, etok bahkan menjadi sajian khas yang selalu hadir saat acara-acara penting atau kenduri warga.

“Daging etok itu kenyal, gurih, dan punya rasa khas. Kalau dimasak pedas atau dibumbui rempah, rasanya luar biasa,” ujar Rina, pemilik warung makan tradisional di Bantul yang menyajikan aneka olahan etok.

Selain enak, etok juga dinilai sehat. Kandungan proteinnya tinggi, lemaknya rendah, serta mengandung mineral penting seperti kalsium dan magnesium. Tak heran, konsumsi etok kini mulai diminati tidak hanya oleh kalangan tua, tetapi juga anak muda yang peduli pada pola makan sehat dan alami.

Melihat potensi besar ini, beberapa pemerintah daerah mulai memberi perhatian serius. Pelatihan budidaya etok, bantuan bibit, hingga pembentukan kelompok peternak etok mulai digalakkan sebagai bagian dari program ketahanan pangan dan ekonomi desa.

“Etok bisa jadi salah satu alternatif protein hewani lokal yang murah dan mudah dikembangkan. Ini sangat potensial, apalagi untuk daerah dengan banyak lahan sawah,” kata Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Klaten dalam pernyataan resminya.

Selain itu, sektor ini juga dinilai ramah lingkungan. Budidaya etok tidak memerlukan bahan kimia berbahaya, minim limbah, dan bisa dikombinasikan dengan usaha pertanian lain seperti padi atau sayuran.

Dengan modal kecil, risiko rendah, dan pasar yang terus tumbuh, budidaya etok memiliki masa depan yang cerah. Dari sekadar peliharaan iseng, kini keong sawah berubah menjadi aset ekonomi bernilai tinggi yang menguntungkan.

Etok bukan lagi hanya sekadar binatang kecil di sawah. Ia telah menjelma menjadi bagian dari roda ekonomi rakyat menggerakkan usaha kecil, mengisi piring-piring kuliner nusantara, dan membuka peluang lapangan kerja baru yang menjanjikan.

Alaku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.