KLIKINFOBERITA.COM, – Serangan jantung sering kali datang tiba-tiba, tanpa peringatan. Namun di balik “tiba-tiba” itu, ada proses panjang dan diam-diam yang sudah berlangsung di dalam tubuh: aliran darah yang menyempit, oksigen yang makin sulit mengalir, dan dinding pembuluh darah yang perlahan menebal. Sampai pada suatu titik oksigen benar-benar terputus dan serangan jantung pun terjadi.
Rasa nyeri biasanya tidak berubah meskipun tubuh digerakkan atau saat menarik napas dalam. Serangan ini sering disertai keringat dingin, sesak napas mendadak, dan bisa berlangsung lebih dari 20 menit. Istirahat tidak akan membantu,” jelas dr. Dicky, spesialis jantung dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Menurut dr. Dicky, kecepatan pertolongan sangat menentukan nasib pasien. “Tiga jam pertama setelah serangan adalah momen emas. Jika penanganan dilakukan dalam waktu ini, kerusakan otot jantung bisa dicegah,” ujarnya.
Setelah tiga jam, risiko kerusakan jantung meningkat drastis. Memasuki enam hingga 12 jam, kerusakan sudah signifikan namun masih bisa ditangani sebagian. Tapi lewat dari 12 jam, kerusakan permanen bisa terjadi berujung pada gangguan jantung kronis, sesak napas, jantung membesar, bahkan kematian.
Karena sebagian besar serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, tindakan terbaik adalah kateterisasi,” tambahnya. Prosedur ini hanya bisa dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas khusus.
Masalahnya, serangan jantung tidak memilih waktu dan tempat. Bisa terjadi saat seseorang sedang bersantai di rumah, berkendara, berada di kantor, bahkan saat berbelanja di pusat perbelanjaan.
Maka, membawa pasien ke rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas penanganan jantung lengkap terutama ruang kateterisasi menjadi sangat penting. Setiap detik bisa jadi pembeda antara hidup dan kematian.
