KlikinfoBerita.com,-Disaat sibuk-sibuknya Menjelang Pilkada Di Daerah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bengkulu, bekerja sama dengan DPMPTSP dan BAPPEDA Provinsi Bengkulu, meluncurkan sebuah inisiatif ambisius bernama Bencoolen Investment Challenge (BLINC). sebuah gerakan strategis untuk mendorong investasi di berbagai penjuru Provinsi Bengkulu.

Proyek investasi unggulan terpilih pada BLINC nantinya akan difasilitasi feasibility study dan dipromosikan oleh Tim RIRU, baik secara nasional maupun internasional. Adapun kurator proyek investasi tersebut melibatkan PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), BKPM RI, dan Bappenas RI. belasan proyek investasi dari 10 kabupaten/kota di Bengkulu yang saat ini tengah dikurasi oleh para ahli.
Proyek-proyek ini, yang mencakup sektor-sektor penting seperti energi, perikanan, dan industri pangan, tidak hanya dipromosikan di tingkat nasional tetapi juga di kancah internasional. Dari sekian banyak proyek yang masuk, ada tiga yang sudah siap untuk dikembangkan lebih lanjut—proyek geothermal di Kepahiang, tambak udang di Bengkulu Utara, dan pakan ikan di Bengkulu Selatan.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan lembaga-lembaga nasional, kami yakin proyek-proyek ini akan menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
BAPPEDA Provinsi Bengkulu, Yuliswani, juga memainkan peran penting. Dalam percakapannya, ia menyuarakan apresiasinya terhadap Bank Indonesia yang secara konsisten membantu pemerintah dalam mengembangkan potensi investasi daerah. “Bank Indonesia selalu ada di barisan depan bersama kami, mendorong setiap upaya untuk meningkatkan investasi di Bengkulu. Harapan kami, BLINC dapat memberikan manfaat yang nyata bagi kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah ini,” ujarnya
Kepala DMPTSP Provinsi Bengkulu menyebutkan selama ini permasalahan yang Ia hadapi baik provinsi maupun di kabupaten kota itu berkaitan dengan menyiapkan dokumen atau kajian yang siap jual (Potensi Daerah). Faktornya keterbatasan dari sisi kemampuan SDM yang dimiliki maupun keterbatasan anggaran. Dengan adanya dukungan perwakilan Bank Indonesia sangat membantu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Darjana juga mengatakan, jika melihat target investasi nasional yang dipatok 1600 triliun, maka target Bengkulu yang dipatok 7,5 triliun merupakan angka yang realistis.
“Tergantung upaya, ya. Tapi kalau lihat hitung-hitungan, target nasional investasi 2204 kan 1.600, kita 7,5. Artinya kan itu setengah persen atau setara dengan kue ekonomi Bengkulu yang nilainya 100 triliun terhadap 20 ribu triliun PDB nasional. Jadi sama, setara dengan kue ekonomi setengah persen. Jadi harus optimis,” jelas Darjana.
“Setiap kenaikan 1 persen investasi bisa meningkatkan 2,5 persen pertumbuhan ekonomi. “Jadi tinggal dikalikan saja deltanya dari yang sekarang dengan tambahan 7,5 persen dikalikan 2,5,” ungkapnya.(Man)