KLIKINFOBERITA.COM,– Pola asuh dan pendidikan anak kerap terjebak pada ukuran kecerdasan yang sempit: kemampuan menghafal. Padahal, pakar pendidikan menyatakan bahwa kecerdasan sejati terletak pada kemampuan berpikir kompleks. Sebuah pendekatan berbasis “Taksonomi Bloom” menawarkan enam level berpikir yang dapat menjadi panduan bagi orang tua dan pendidik untuk mencetak generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga kritis dan kreatif.
Taksonomi Bloom, sebuah kerangka klasik dalam dunia pendidikan, menggambarkan jenjang kemampuan kognitif dari yang paling dasar hingga tertinggi. “Menjadikan hafalan sebagai tujuan akhir adalah kekeliruan. Itu hanya level pertama dari enam level yang harus kita latih pada anak,” jelas Dr. Maya Sari, M.Pd., seorang praktisi pendidikan anak, dalam sebuah webinar parenting pekan lalu.
Berikut adalah enam level berpikir yang dimaksud:
1. Mengingat (Remembering): Level dasar berupa menghafal fakta.
2. Memahami (Understanding): Anak mampu menjelaskan konsep dengan bahasanya sendiri.
3. Menerapkan (Applying): Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah sederhana.
4. Menganalisis (Analyzing): Kemampuan memecah informasi, melihat pola, dan hubungan sebab-akibat.
5. Mengevaluasi (Evaluating): Anak dapat menilai, berargumen, dan mengambil keputusan berdasarkan bukti.
6. Mencipta (Creating): Level puncak di mana anak mampu merancang atau menciptakan sesuatu yang baru dan orisinal.
“Fokus kita harus bergeser ke level 3 hingga 6: Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi, dan Mencipta. Inilah kunci membentuk critical thinking dan kreativitas,” tambah Dr. Maya.
Penerapannya dalam keseharian pun terbilang sederhana. Alih-alih menanyakan “Ibu kota Prancis mana?”, orang tua dapat mengajak anak “Mari kita rancang pembangkit listrik tenaga angin mini bersama!” atau “Menurutmu, mengapa karakter dalam cerita ini membuat keputusan yang berisiko.
Dengan mendorong anak melalui jenjang berpikir ini, orang tua tidak hanya mempersiapkan anak untuk unggul secara akademis, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan penting untuk menghadapi kompleksitas dunia di masa depan yaitu kemampuan untuk beradaptasi, memecahkan masalah, dan berinovasi. Kecerdasan bukan tentang seberapa banyak yang diingat, melainkan seberapa dalam dan kreatif mereka mampu berpikir.









