KLIKINFOBERITA.COM, – Di tengah meningkatnya kebutuhan pangan masyarakat, usaha peternakan ayam petelur terus menunjukkan perannya sebagai penopang ketahanan pangan lokal. Salah satunya dijalankan oleh Meli Nengsih, seorang warga Desa Rindu hati yang dengan telaten mengelola sekaligus memelihara ratusan ekor ayam petelur.
Menurut Meli, ayam petelur mulai memasuki masa produktif pada usia lima bulan. “Saat ini ayam kami baru berusia lima bulan. Alhamdulillah, setiap hari sudah bisa menghasilkan hingga 15 karpet telur, bahkan terkadang 14 karpet, tergantung kondisi ayam,” ungkapnya saat ditemui di lokasi peternakan.(27/8)
Hasil panen telur tersebut sebagian besar disalurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, sementara sisanya dipasarkan ke pengepul. “Kami memang sengaja membagi hasil panen. Warga setempat bisa memanfaatkannya untuk konsumsi sendiri, dan sebagian lainnya dijual agar usaha tetap berputar,” jelasnya.
Untuk pakan, Meli mengandalkan racikan sendiri yang terdiri dari konsentrat, jagung giling, dan dedak. Menurutnya, kombinasi tersebut sangat efektif menjaga kesehatan dan produktivitas ayam. “Dengan pakan yang diramu sendiri, ayam bisa lebih tahan lama. Biasanya masa produktif ayam bisa mencapai tiga tahun sebelum akhirnya dijual kembali,” tambahnya.
Usaha peternakan ayam petelur ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi bagi keluarga, tetapi juga membuka peluang ketersediaan pangan lokal yang sehat dan terjangkau. Di tengah naik-turunnya harga kebutuhan pokok, keberadaan peternakan rakyat seperti ini menjadi bukti nyata bahwa kemandirian pangan dapat dimulai dari skala kecil di pedesaan.