KLIKINFOBERITA.COM, – Pantai Panjang, ikon wisata andalan Bengkulu dengan garis pantai yang memukau dan hamparan pasir putih yang luas, kini menyimpan cerita perjuangan yang tak kalah menarik dari keindahannya. Para kusir delman yang sudah puluhan tahun mengabdikan diri sebagai pemandu wisata tradisional di pantai ini, kini harus menghadapi tantangan berat akibat menurunnya jumlah pengunjung.
Delman, kendaraan tradisional yang ditarik kuda, pernah menjadi primadona di Pantai Panjang. Suara derap kaki kuda berpadu dengan gemuruh ombak menciptakan suasana unik dan hangat, yang menjadi magnet bagi wisatawan, terutama anak-anak yang antusias merasakan sensasi berkeliling pantai dengan delman. Namun, dengan perubahan zaman dan berkembangnya teknologi hiburan modern, minat wisatawan mulai bergeser ke sepeda listrik, kendaraan bermotor, dan berbagai permainan air yang lebih kekinian.
“Dulu, delman selalu penuh setiap hari. Sekarang, kadang hanya satu atau dua penumpang saja,” ungkap Pak Surya, kusir delman veteran yang sudah menggeluti pekerjaan ini selama lebih dari 20 tahun. Meski penghasilan tak menentu, para kusir tak pernah berhenti merawat kuda dan menjaga tradisi delman agar tetap lestari.
Bagi mereka, delman bukan hanya alat transportasi, melainkan bagian dari identitas budaya Bengkulu yang perlu dilestarikan. “Kalau kami tidak bertahan, siapa lagi yang akan menjaga warisan ini? Delman adalah simbol romantisme dan kehangatan yang melekat pada Pantai Panjang,” tambah Pak Surya dengan penuh semangat.
Keprihatinan para kusir delman ini mendapat perhatian dari beberapa komunitas budaya dan pecinta wisata lokal. Mereka berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan nyata, seperti menyediakan fasilitas khusus bagi delman, mengadakan event budaya bertemakan delman, dan mempromosikan wisata tradisional ini secara lebih luas agar mampu menarik kembali minat pengunjung.
Para kusir delman Pantai Panjang adalah cermin perjuangan menjaga tradisi di tengah arus modernisasi yang semakin deras. Mereka mengingatkan kita bahwa melestarikan budaya lokal tidak hanya soal mempertahankan masa lalu, tetapi juga menjaga identitas dan keunikan daerah untuk masa depan.
